Selasa, 30 November 2010

laporan observasi kelompok 3

LAPORAN
KEGIATAN OBSERVASI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Berbasis Sekolah
Dosen Pengampu Prof. Dr. Slameto, M.Pd.





Disusun Oleh :
1. Daniel Hendra P (292008517)
2. Katrina L.H.R (292008519)
3. Andriani Ika P. (292008521)
4. Ana Yuliana (292008523)
5. Dea Pungky P (292008525)


PROGRAM STUDI S1 PGSD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2010


ABSTRAK

Untuk memenuhi tugas ini kami ( kelompok 3) melakukan observasi di SD Kristen Laboratorium Satya Wacana Salatiga, kami yang dilaksanakan pada hari Senin (15 November 2010) dan hari Kamis ( 18 November 2010 ). Observasi ini yang kami lakukan ini bertujuan untuk mengetahui secara langsung bagaimana penerapan PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif, Efektif, Menyenangkan) dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas 3 (tiga) dan 5 (lima) pada mata pelajaran matematika.
Banyak pihak yang telah membantu kami untuk melaksanakan observasi hingga penyusunan laporan ini. Kepala sekolah SD Kristen Laboratorium Satya Wacana Salatiga, serta para guru- guru yang begitu terbuka dan dengan senang hati membantu kami utuk memberikan kesempatan untuk melakukan observasi serta bersedia memberikan informasi- informasi yang sangat bermanfaat untuk menyelesaikan laporan ini.
Setelah melakukan observasi dan semua data telah terkumpul, kami menganalisa data tersebut sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru- guru di SD Kristen Laboratorium Satya Wacana Salatiga telah menggunakan atau menerapkan PAKEM dalam kegiatan belajar mengajar dikelas mereka.

Kata Kunci : Penerapan PAKEM di SD Kristen Laboratorium Satya Wacana Salatiga









KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penyusun panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan proposal ini dengan baik.
Penyusunan proposal ini bertujuan untuk melengkapi tugas Manajemen Berbasis Sekolah PGSD-BI kelas A semester kelima yang dibimbing langsung oleh Dosen pembimbing Manajemen Berbasis Sekolah Prof. Dr. Slameto, M.Pd..
Adapun tujuan lain dari penyusunan proposal ini adalah agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang konsep dasar dan stategi pembelajaran PAKEM dan manajemen kelas untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Laporan ini disajikan berdasarkan study dan observasi yang dilaksanakan di SD Kristen Laboratorium Salatiga, dan juga berasal dari sumber-sumber lain yang relevan. Laporan ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan YME akhirnya proposal ini dapat terselesaikan.
Tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang membantu penyusun dalam menulis proposal ini:
1. Dosen pembimbing Manajemen Berbasis Sekolah Prof. Dr. Slameto, M.Pd.
2. Bapak Bapak Yaqub, selaku kepala SD Kristen Laboratorium Satya Wacana Salatiga,
3. Guru – guru dan staf karyawan di SD Kristen Laboratorium Satya Wacana Salatiga,
4. Rekan-rekan penyusun khususnya mahasiswa PGSD BI kelas A
Akhir kata, segala kesempurnaan adalah pada Tuhan YME. Dan penyusun menyadari proposal ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang membangun penyusun harapkan demi kesempurnaan proposal ini.
Salatiga,22 November 2010
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Negara Indonesia memiliki banyak Sekolah Dasar yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Sekolah – Sekolah Dasar yang tersebar ada yang dikelola oleh Pemerintah dan ada yang Swasta. Mereka saling bersaing dalam meningkatkan mutu pendidikan, baik dalam bidang akademik maupun nonakademik. Pendidikan sangatlah penting dalam kehidupan kita, selain kita bisa mendapatkan banyak pengetahuan yang baru dengan pendidikan, melalui pendidikan kita juga bisa meneruskan perjuangan para pejuang kita yang terdahulu dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dalam hal ini kami sebagai penyusun akan membahas tentang konsep dasar dan stategi pembelajaran PAKEM serta manajemen sekolah guna untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang ada di SD. Sebagai sampel kami memilih melakukan observasi di salah satu Sekolah Dasar favorit di Salatiga yaitu SD Kristen Laboratorium Salatiga bertempat di lingkup UKSW dimana Sekolah Dasar ini banyak diminati oleh orang tua wali murid.
Kesadaran tentang pentingnya pendidikan yang dapat memberikan harapan dan kehidupan yang lebih baik dimasa mendatang, telah mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia pendidikan. Pendidikan sebagai suatu upaya dalam rangka meningkatkan kualitas dan mutu manusia. Pada intinya bertujuan untuk memanusiakan manusia, mendewasakan dan merubah perilaku serta meningkatkan kualitas hidup.
Sekolah sebagai instuisi (lembaga) pendidikan yang merupakan tempat untuk melaksanakan proses pendidikan, memiliki sistem yang kompleks dan dinamis. Dalam kegiatannya, sekolah bukan hanya sekedar tempat berkumpul guru dan murid, tetapi sekolah berada dalam satu tatanan sistem yang saling berkaitan. Oleh karena itu sekolah dipandang sebagai suatu organisasi yang membutuhkan strategi-strategi yang digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Kegiatan inti organisasi sekolah adalah mengolah sumber daya manusia yang diharapkan menghasilkan lulusan berkualitas tinggi sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat.
Salah satu alternative yang bisa dilakukan adalah dengan pemberdayaan sekolah melalui konsep dasar dan strategi pembelajaran PAKEM serta manajemen sekolah guna untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

B. TUJUAN
Hasil laporan observasi ini dilakukan oleh mahasiswa dalam rangka memnuhi tugas mata kuliah manajemen berbasis sekolah. Kegiatan ini berguna bagi mahasiswa untuk menambah pemahaman tentang konsep dasar dan strategi pembelajaran PAKEM serta manajemen kelas untuk meningkatkan mutu pembelajaran di Sekolah Dasar Kristen Laboratorim Salatiga, dengan tujuan sebagai berikut :
1. Melaporkan hasil kegiatan observasi yang berkaitan dengan pembelajaran PAKEM
2. Melaporkan hasil observasi tentang penerapan PAKEM di SD Kristen Laboratorium Salatiga.
3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengetahui secara langsung untuk penerapaan PAKEM pada pembelajaran matematika di kelas 3 dan 5.
C. METODE
Metode yang digunakan adalah
1. Metode Observasi
Penyusun melakukan pengamatan baik secara langsung maupun tidak langsung yang dilakukan oleh komponen yang terkait erat dengan penerapan konsep dasar dan stategi pembelajaran PAKEM serta manajemen sekolah guna untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang ada SD Kristen Laboratorium Salatiga
2. Metode Penelitian Pustaka
Penulis menggunakan bantuan dari literatur-literatur yang ada yang berkaitan dengan materi tentang konsep dasar dan strategi pembelajaran PAKEM serta manajemen sekolah guna untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
3. Metode wawancara
Yang meliputi tanya jawab secara lisan oleh mahasiswa kepada narasumber (kepala sekolah, guru dan staf sekolah) untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan materi tentang konsep dasar dan stategi pembelajaran PAKEM serta manajemen sekolah guna untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

D. MANFAAT
1. Manfaat dilakukannya kegiatan observasi ini bagi mahasiswa adalah Menambah pemahaman tentang konsep dasar dan strategi pembelajaran PAKEM serta manajemen kelas untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah dasar
2. Manfaat dilakukannya kegiatan observasi ini bagi SD Kristen Laboratorium Salatiga adalah dapat dijadikan koreksi apakah manajemen yang diterapkan pada SD Kristen Laboratorium Salatiga sudah berjalan dengan baik. Serta menunjukan bahwa SD Kristen Laboratorium Salatiga yang mana menjadi objek observasi merupakan SD Kristen Laboratorium Salatiga yang tidak bisa dipandang sebelah mata.

BAB II
PEMBAHASAN

A. KAJIAN TEORI
3. Konsep Dasar Pembelajaran
a. Belajar dan pembelajaran
Belajar dan pembelajaran merupakan konsep yang saling berkaitan. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan lingkungan. Keberhasilan peserta didik dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu kondisi dalam proses belajar yang berasal dari dalam diri sendiri, sehingga terjadi perubahan tingkahlaku. Faktor eksternal adalah kondisi diluar individu peserta didik yang mempengaruhi belajar. Sedangkan pembelajaran merupakan seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadia-kejadian eksternal yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian internal yang berlangsung di dalam peserta didik (Wingkel,1991). Pengaturan peristiwa pembelajaran dilakukan secara seksama dengan maksud agar terjadi belajar dan membuat hasil guna (Gagne,1985). Oleh karena itu pembelajaran perlu dirancang, ditetapkan tujuannya sebelum dilaksanakan, dan dikendalikan pelaksananya (Miyarso,1953). Proses pembelajaran yang berhasil guna memerlukan teknik, metode, dan pendekatan tertentu sesuai dengan karakteristik tujuan, peserta didik, ,materi, dan sumber daya. Sehingga diperlukan strategi yang tepat dan efektif.
Berdasarkan pendekatan yang digunakan, secara umum ada dua strategi pembelajaran yaitu strategi yang berpusat pada guru (teacher centre oriented) dan stategi yang berpusat pada peserta didik (student centre oriented). Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru menggunakan strategi ekspositori, sedangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat vpada peserta didik menggunakan strategi discovery, inquiry.
Pemilihan strategi ekspositori atau discovery inquiry dilakukan atas pertimbangan karakteristik kompetensi yang menjadi tujuan yang terdiri dari sikap, pengetahuan dan ketrampilan, serta karakteristik peserta didik dan sumber daya yang dimiliki. Oleh karena itu, tidak ada strategi yang tepat untuk semua kondisi dan karakteristik yang dihadapi. Guru diharapkan mampu memilah dan memilik dengan tepat strategi yang digunakan agar hasil pembelajaranh efektif dan maksimal.
Strategi ekspositori lebih mudah bagi guru namun kurang melibatkan aktivitas peserta didik. Kegiatan pembelajaran berupa instruksional langsung (direct instructional) yang dipimpin oleh guru. Metode yang digunakan adalah ceramha atau presentasi, diskusi kelas dan tanya jawab. Namun demikian ceramh atau presentasi yang dilakukan secara interaktif dan menarik dapat meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam pembelajarn.
Strategi discovery inquiry memerlukan persiapan yang sungguh-sungguh, oleh karena itu dibutuhkan kreativitas dan inovasi guru agar pengaturan kelas maupun waktu lebih efektif. Kegiatan pembelajaran berbentuk problem-based learning yang fasilitasi oleh guru. Strategi ini melibatkan aktivitas peserta didik yang tinggi. Metode yang digunakan adalah observasi, diskusi kelompok,eksperiment, eksplorasi,simulasi, dsb.
b. PAKEM sebagai Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi
PAKEM adalah singkatan dari pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Dalam PAKEM digunakan prinsip-prinsip pembelajaran berbasis kompetensi. Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi pencapaian kompetensi peserta didik sehingga muara hasil pembelajaran adalah meningkatnya kompetensi peserta didik yang dapat diukur pola, pengetahuan, ketrampilannya.
1. Tujuan PAKEM
Pembelajaran berbasis PAKEM membantu siswa mengembangkan kemampuan kemampuan berfikir tahap tinggi, berfikir kritis dan berfikir kreatif (Critical and creative thinking). Berfikir kritis adalah suatu kecakapan nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan masalah menarik keputusan, memberi kenyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian ilmiah.
2. Karakteristik PAKEM
Sesuai dengan singkatan PAKEM adalah pembelajaran yang berfokus pada siswa,makna,aktivitas, pengalaman dan kemandirian siswa, serta konteks kehidupan dan lingkungan ini memiliki empat ciri yaitu :
a. Mengalami (pengalaman belajar) antara lain :
Melakukan pengamatan, percobaan, penyelidikan, wawancara, siswa belajar banyak melalui berbuat, pengalamn langusng mengaktifkan banyak indra.
b. Komunikasi bentuknya antara lain :
Mengemukakan pendapat, presentasi laporan, memajangkan hasil kerja, ungkap gagasan
c. Interaksi antara lain :
Diskusi, Tanya jawab, lempar lagi pertanyaan,
d. Kegiatan refleksi yaitu memikitkan kembali apa yang diperbuat atau dipikirkan.
Dari karakteristik PAKEM tersebut, maka guru perlu memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan otoritas atau haknya dalam membangun gagasan. Tanggung jawab belajar, memang berada pada diri siswa, tetapi guru bertanggungjawab dalam memberikan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, perhatian, persepsi, retensi, dan transfer dalam belajar, sebagai bentuk tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat.
3. Jenis- jenis PAKEM
Pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik PAKEM antara lain adalh pembelajaran konstektual (CTL), pembelajran terpadu (Tematik, IPA terpadu, IPS Terpadu), pembelajaran berbasis TIK (ICT), pembelajaran pengayaan dengan menggunakan berbagai strategi antara lain dengan lesson study.
4. Penerapan PAKEM
Sebagai tahapan stategis pencapain kompetensi, kegiatan PAKEM perlu didesign dan dilaksanakan secara efektif dan efisien sehingga memperoleh hasil maksimal. Berdasarkan panduan penyusunan KTSP, kegiatan pembelajaran terdiri dari :
• kegiatan tatap muka dilakukan dengan strategi bervariasi baik ekspositori maupun discovery inquiry. Metode yang digunakan seperti ceramah inteaktif, presentasi, diskuis kelas, diskusi kelompok, pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, demonstrasi, eksperiment, observasi disekolah, eksplorasi dan kajian pustaka atau internet, Tanya jawab, atua simulasi.
• kegiatan tugas terstruktur merupakan kegiatan pembelaran yang mengembangkan kemandirian belajar peserta didik, peran guru sebagi fasilitator, tutor, teman belajar. Strategi yang disarankan discovery inquiry dan tidak disarankan strategi eksplository.
• kegiatan mandiri yang tidak terstruktur adalah kegiatan yang dirancang oleh guru. Strategi yang digunakan adalah discover inquiry dengan metode seperti penugasan, observasi, atau proyek.

B. HASIL OBSERVASI
untuk menyusun laporan ini kami melakukan observasi di SD Kristen Laboratorium Satya Wacana Salatiga. Kami melakukan observasi kelas secara langsung, sebagai sampel kami mengaamati pembelajaran matematika di kelas 3 dan kelas 5, serta melakukan wawancara dengan guru matematika kelas 3 dan kelas 5. Berikut ini adalah hasil dari pengamatan yang kami lakukan tentang bagaimana kegiatan pembelajaran yang berlangsung dikelas tersebut.
Kegiatan pembelajaran matematika di kelas 5 guru menjelaskan tentang materi luas belah ketupat. Pada awal pembelajaran guru mereview pelajaran sebelumnya tentang luas trapesium, setelah itu guru mulai membimbing anak- anak untuk mempelajari rumus belah ketupat. Guru membawa alat peraga gambar beah ketupat. Guru tidak serta merta memberikan rumus luas belah ketupat tetapi mengarahkan siswa untuk menemukan sendiri rumus luas belah ketupat (discovery inquiry), dengan cara memotong belah ketupat tersebut menjadi 2 bagian dan membentuknya menjadi persegi panjang. Setelah itu siswa diingatkan kembali apa rumus luas persegi panjang, rumus luas belah ketupat tersebut sama dengan luas persegi panjang. Panjang persegi panjang sama dengan diagonal 1, sedangkan lebar persegi panjang sama dengan setengah diagonal 2. Setelah siswa menemukan rumus luas belah ketupat, kemudian guru memberikan soal- soal latihan.
Sedangkan pembelajaran matematika yang kami amati di kelas 3 pada waktu itu kebetulan hanya pelajaran mengulang ( guru mengulang kembali pelajaran yang disampaikan kemarin agar siswa semakin jelas) materi yang disampaikan pada saat itu adalah pengukuran waktu. Guru banhya menberikan soal- soal latihan dan siswa mengerjakan pada buku mereka masing- masing, setelah itu guru mengoreksi pekerjaan para siswa.
Dari cara mengajar kedua guru matematika yang kami amati yaitu Ibu Rifka (guru kelas 5) dan Bp. Joko ( guru kelas 5 ), pada awalnya guru berusaha menggali pengetahuan awal (early knowladge) yang telah dimiliki oleh para siswa, siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran ( students centered), dan guru memberi kesempatan pada para siswa untuk mengutarakan pendapatnya. Dalam proses pembelajaran sesekali guru menegur siswa yang tidak serius. Setelah mempelajari materi tersebut siswa diajak untuk membuat kesimpulan, dan kemudian meminta siswa untuk mengerjakan tugas.
setelah mengetahui bagaimana proses pembelajaran dikelas, maka setelah itu kami meminta waktu kepada guru- guru tersebut untuk melakukan wawancara, kami bermaksud untuk mencari tambahan informasi mengenai penerapan PAKEM di kelas mereka. Kami mangajukan beberapa pertanyaan mengenai penerapan PAKEM atau mereka lebih sering menyebutnya dengan pembelajaran kreatif (creative learning). Biasanya para guru menggunakan metode discovery, tanya jawab, ceramah, dan banyak menggunakan alat peraga. Memang para guru harus menyiapkan segala sesuatunya sebelum mereka mengajar dikelas jika ingin menerapkan pembelajaran kreatif dikelas, seperti menyediakan alat peraga, dan juga memikirkan kegiatan yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Walaupun kadang mereka sering kali menghadapi berbahai kendala seperti, kesulitan untuk menentukan aktivitas untuk siswa, keterbatasan alat peraga, serta yang paling sering menjadi kendala besar bagi para guru adalah tentang keterbatasan waktu, karena jika guru selalu menggunakan pembelajaran yang kreatif dalam setiap mengajar maka waktu tidak akan cukup untuk menyelesaikan semua materi. Walaupun banyak kendala yang harus dihadapi, tetapi para guru cukup puas dengan hasil yang diperoleh dengan menggunakan pembelajaran kreatif, karena selain siswa senang dan antusias dalam mengikuti pelajaran dikelas, siswa akan lebih mudah menerima pelajaran yang disampaikan, dan siswa tidak merasa bosan dengan cara mengajar guru karena sering dilakukan variasi, entah itu variasi mangajar, variasi aktifitas, atau hanya sekedar variasi tempat duduk.
Dari observasi dan wawancara tersebut ternyata sekolah tersebut telah menerapkan PAKEM dalam kegiatan belajar mengajar disekolah.
C. PENUTUP

Kesimpulan
Sekarang ini kondisi pendidikan di Negara kita sudah semakin maju, agar sekolah itu maju maka setiap sekolah menggunakan strategi peningkatan mutu pendidikan. Selain itu dalam meningkatkan mutu pendidikan yang dilakukan harus memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran serta peningkatan tenaga pendidikan sehingga mutu pendidikan dapat meningkat. Salah satu strategi yang digunakan yaitu meningkatkan mutu pembelajaran dengan menggunakan konsep dasar dan strategi pembelaran PAKEM serta manajemen kelas.
Dalam penerapaan strategi pembelajaran PAKEM kepala sekolah dituntut untuk memiliki visi serta kemampuan professional yang memadai dalam bidang perencanaan, kepemimpinan, manajerial dan supervise bidang pendidikan serta harus dapat membangun kerja sama yang harmonis dengan berbagai pihak yang terkait dengan program pendidikan di sekolah. Salah satu sasaran yang digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran yaitu mengenai konsep dasar dan strategi pembelajaran PAKEM serta manajemen sekolah sehingga sekolah memiliki keunggulan kompetitif.
Guru merupakan faktor penting yang mempengaruhi mutu pendidikan. Oleh karena hal tersebut mahasiswa perlu melakukan observasi tentang penerapan PAKEM di sekolah, sehingga mahasiswa dapat menilai keunggulan dengan adanya penerapan PAKEM di sekolah tersebut. Selain itu mahasiswa dapat langsung mengetahui Sumber daya manusai yang mendukung kesuksesan penerapan PAKEM di sekolah tersebut.

Saran
Kita sebagai calon- calon guru di masa yang akan datang diharap[kan bisa ikut berpartisipasi memajukan pendidikan di Indonesia, kita bisa melakukan dari hal- hal kecil seperti mengubah pola pikir kita bahwa pada saat di kelas bukan gurulah yang berkuasa, tetapi kelas adalah milik guru dan siswa. Sehingga diharapkan para guru dapat mendesain atau merencanakan pembelajaran yang dapat membuat siswa terlibat secara aktif dikelas.

Tidak ada komentar: