Selasa, 30 November 2010

TUGAS OBSERVASI MBS KELOMPOK 4

LAPORAN HASIL OBSERVASI
PENERAPAN PAKEM DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
DI SD KRISTEN LABORATORIUM SATYA WACANA SALATIGA

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah School Based Management semester 1/2010-2011 PGSD BI 2008
DISUSUN OLEH:
1.      Ika Manda Sari                          292008527
2.      Rina Risdiana                             292008529
3.      Yani Purbaningrum                     292008531
4.      Anisyah Dwi W.                         292008533
5.      Erna Sumaryati                           292008535

Kelas               :  A PGSD BI 2008


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2010

ABSTRAKSI
            Observasi di SD Kristen Laboratorium Satya Wacana Salatiga dilaksanakan pada hari Selasa (16 November 2010) dan hari Kamis ( 18 November 2010 ) oeh seluruh anggota kelompok . Observasi ini bertujuan untuk mengetahui secara langsung penerapan PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif, Efektif, Menyenangkan) dalam proses belajar mengajar di kelas 3 (tiga) dan 5 (lima) pada mata pelajaran IPA.
            Kepala SD Kristen Laboratorium Satya Wacana Salatiga berperan penting dalam observasi ini dan sangat membantu dalam menentukan jadwal observasi dan hubungan dengan guru yang bersangkutan. Selain itu, bapak ibu guru juga sangat kooperatif daam memberikan keterangan mengenai proses belajar mengajar.
            Setelah semua data di kumpulan dan diolah, tampak bahwa guru-guru di SD LAB Satya Wacana Salatiga telah banyak menerapkan PAKEM dalam setiap kegiatan belajar mengajar

KATA PENGANTAR
Puji syukur atas segala karunia yang telah dilimpahkan Tuhan Yang Maha Esa kepada Penyusun baik berupa kesehatan, kelancaran berfikir dalam berkarya serta segala kemudahan kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan observasi ini, karena tanpa campur tangan-NYA Penulis tidak dapat menyelesaikan laporan observasi ini dengan baik.
Laporan observasi ini berisi tentang pelaksanaan PAKEM di SD Kristen Laboratorium Satya Wacana Salatiga . Penerapan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan sudah banyak terlihat dalam setiap proses belajar mengajar di sekolah ini. Seluruh pengajar pun sudah mulai menyadari dampa pembelajaran yang menyenangkan dan efektif bagi perkembangan belajar siswa.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Managemen Berbasis Sekolah (MBS) Bpk Slameto, Mpd, Bapak Yaqub, selaku kepala SD Kristen Laboratorium Satya Wacana Salatiga, semua guru dan staf karyawan SD Kristen Laboratorium Satya Wacana Salatiga, teman-teman di S1 PGSD seluruh kelas angkatan 2008, serta semua pihak yang turut membantu yang tidak dapat Penyusun sebutkan satu persatu.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi Penyusun pribadi dan seluruh pembaca. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif sehingga Penyusun dapat berkarya dengan lebih baik.

Salatiga,     Oktober 2010

BAB I
PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG
Pada dasarnya, pendidikan bertujuan untuk mempersiapkan manusia menghadapi masa depan, baik sebagai individu maupun sebagai warga masyarakat. Sekolah adalah salah satu dari Tripusat pendidikan yang dituntut untuk mampu menjadikan output yang unggul, mengutip pendapat Gorton tentang sekolah, ia mengemukakan, bahwa sekolah adalah suatu sistem organisasi, di mana terdapat sejumlah orang yang bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan sekolah yang dikenal sebagai tujuan instruksional. Desain organisasi sekolah adalah di dalamnya terdapat tim administrasi sekolah yang terdiri dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Berkembangnya era globalisasi saat ini menuntut manusia untuk berpikir kritis dan maju. Bahkan dari segala aspek terlebih dalam dunia pendidikan. Dunia pendidikan memiliki proporsi yang lebih dalam upaya meningkatkan kualitas hidup manusia. Sekolah sebagai lembaga ( institusi ) yang merupakan tempat untuk melaksanakan proses pendidikan, memiliki sistem yang kompleks dan dinamis dalam tatanan suatu sistem yang saling berkaitan. Oleh karena itu, sekolah dipandang sebagai suatu organisasi yang membutuhkan pengelolaan.
Melalui MBS diyakini akan muncul kemandirian sekolah. Melalui penerapan MBS, kepedulian masyarakat untuk ikut serta mengontrol dan menjaga kualitas layanan pendidikan akan lebih terbuka. Hal ini berarti kemandirian sekolah akan diikuti oleh daya kompetisi antar lembaga yang tinggi akan akuntabilitas public yang memadai.
PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.
B.     TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan pengamatan atau observasi ini adalah
1.      Mengetahui penerapan MBS untuk meningkatkan mutu sekolah
2.      Mengetahui penerapan PAKEM ( Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)
3.      Mengetahui pengaruh PAKEM dalam proses pembelajaran

BAB II
PEMBAHASAN

A.     KAJIAN TEORI
1.   Konsep Manajemen Berbasis Sekolah
Kegiatan belajar mengajar di sekolah merupakan salah satu pilar utama pendidikan. Sekolah sebagai institusi (lembaga) pendidikan yang merupakan tempat untuk melaksanakan proses pendididkan, memiliki sistenm yang kompleks dan dinamis. Dalam kegiatannya, sekolah bukan hanya sekedar tempat berkumpul guru dan murid, tetapi sekolah berada dalam satu tatanan sistem yang saling berkaitan. Oleh karena itu sekolah dipandang sebagai suatu organisasi yang membutuhkan pengelolaan.
Manajemen berbasis sekolah merupakan satu bentuk agenda reformasi pendidikan di Indonesia yang dulunya sentralistik kini menjadi desentralistik. Manajemen berbasis sekolah merupakan kebutuhan untuk memberdayakan peranan sekolah, masyarakat dalam mendukung pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di sekolah. MBS muncul karena mulai muncul pula kepedulian emerintah dan masyarakat terhadap perkembangan dunia pendidikan.
Tiga pilar MBS (Hallinger, Murphy, & Hausman, 1992) yang diintervensi dalam CLCC adalah (i) manajemen sekolah, (ii) proses pembelajaran, dan (iii) peranserta masyarakat. Khususnya, dalam mentrasformasi proses pembelajaran, kepala sekolah memfasilitasi setiap upaya guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
Inti dari pilar kedua adalah digalakkannya pembelajaran berpusat pada siswa (student-centered learning), yang diakronimkan dengan Pembelajaan yang Aktif, Kreatif sehingga menjadi Efektif, namun tetap Menyengankan (PAKEM). Dalam PAKEM, guru: (i) fleksibel dalam mengelola proses belajar-mengajar sehingga anak dapat mengungkapkan pendapat dan dirinya, baik secara lisan maupun tertulis, dan mengungkapkan hasil pekerjaan serta memajangkan hasil karyanya di sekolah; (ii) menggunakan berbagai jenis penilaian untuk ”menangkap” kemajuan dan prestasi siswa; (iii) memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada di lingkungan untuk menunjuang pembelajaran di dalam kelas, termasuk memanfaatkan keahlian dan partisipasi masyarakat. 
2.    Konsep PAKEM
a.      Pengertian PAKEM
PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Belajar merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima penjelasan dari guru tentang pengetahuan. Jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Keaktifan siswa berperan penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada pelajaran. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Secara garis besar, gambaran PAKEM adalah sebagai berikut:
·     A = Aktif
Guru aktif
- Memantau kegiatan belajar siswa
- Memberikan umpan balik
- Mengajukan pertanyaan yang menantang
- Mempertanyakan gagasan siswa
Siswa aktif
-         Aktif bertanya
-         Aktif mengungkapkan gagasan dan ide nya
-         Aktif dalam setiap kegiatan eksperimen atau observasi atau dalam setiap kegiatan belajar-mengajar
·     K = Kreatif
Guru kreatif
- Mengembangkan kegiatan yang beragam
- Membuat alat bantu belajar sederhana
Siswa kreatif
-  Mengungkapkan ide dan gagasan mengenai materi pelajaran
·     E = Efektif
Pembelajaran mencapai tujuan
·     M = Menyenangkan
Pembelajaran tidak membuat anak takut
-   Takut salah
-  Takut ditertawakan
-  Takut dianggap sepele
b.      Apa yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM?
1. Mengerti tujuan dan fungsi belajar
2. Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya semua anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi.Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap berpikir kritis dan kreatif.
3.    Mengenal anak secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Menyenangkan, dan Efektif) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran.
4.    Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan oleh guru dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak diminta untuk bekerja berpasangan atau dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran.
5.    Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Guru memberikan permasalahan dan meminta anak untuk memecahkan masalah tersebut. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir.
6.    Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM.
7.    Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar).
8.    Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa.
9.    Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan ‘PAKEM.’
c. Kemampuan Guru
a)      Guru selalu menyusun RPP dalam setiap melakukan kegiatan belajar mengajar
b)      Guru kadang-kadang menggunakan multimedia dalam setiap pembelajaran
c)      Guru selalu mengadakan penguatan disetiap akhir pertemuan
d)      Guru kadang-kadang menggunakan alam sekitar sebagai media pembelajaran
e)      Guru selalu menggunakan metode yang bervariasi
f)        Guru kadang-kadang menggunakan alat peraga yang nyata/konkrit
g)      Guru selalu menggunakan berbagai macam metode yang bervariasi
h)      Guru kadang-kadang menggunakan pembelajaran yang kreatif
i)        Guru selalu melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan
j)        Materi yang disampaikan selalu sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar
k)      Kadang-kadang Guru menerapkan pembelajaran PAKEM pada kegiatan pembelajaran
d. Ciri – ciri PAKEM
1. Menggunakan berbagai metode
2. Menggunakan berbagai media
3. Menggunakan berbagai alat bantu
4. Berisi berbagai kegiatan
5. Menggunakan berbagai sumber
6. Memperhatikan individu siswa
7. Membuat anak tidak takut
8. Tidak menganggap siswa sebagai botol kosong

B.     LAPORAN HASIL OBSERVASI PENERAPAN PAKEM DI KELAS 3 DAN 5 SD KRISTEN LABORATORIUM SATYA WACANA SALATIGA
Ø  Penerapan PAKEM pada kegiatan KBM Kelas 3B mata pelajaran IPA
Saat pelaksanaan kegiatan observasi di kelas 3 pada mata pelajaran IPA, guru menjelaskan tentang perubahan bentuk benda setelah dipanaskan, pada kegiatan awal guru memberikan apersepsi berupa membakar selembar kertas di depan kelas, lalu meminta siswa untuk mengamati perubahan bentuk pada benda tersebut, kemudian menanyakan kepada siswa mengapa bisa terjadi perubahan dari bentuk kertas menjadi abu. Kemudian guru menyampaikan materi pelajaran, dalam proses penjelasan materi tersebut guru melakukan proses interaksi positif dengan murid, murid diminta untuk memberikan contoh mengenai materi yang disampaikan. Siswa juga terlibat aktif dalam kegiatn pembelajaran, memberi kesempatan pada siswa untuk mengutarakan pendapatnya. Dalam proses pembelajaran sesekali guru menegur siswa yang tidak serius. Setelah mempelajari materi tersebut siswa diajak untuk membuat kesimpulan, dan kemudian meminta siswauntuk mengerjakan tugas.
Ø  Penerapan PAKEM pada kegiatan KBM Kelas 5C mata pelajaran IPA
Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengulang materi yang telah dipelajari pada pertemuan yang lalu. Kemudian dilanjutkan dengan memberikan berbagai pertanyaan yang ditulis di papan tulis. Guru meminta siswa mencari sendiri materi dan jawaban dari pertanyaan dari buku sumber yang telah disediakan. Kemudian guru pergi meninggalkan kelas.
Pembelajaran seperti yang tertera di atas dimaksudkan untuk pembelajaran mandiri. Siswa diajarkan untuk mampu mencari dan menemukan sendiri materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Dengan demikian, siswa akan bisa mencari dan menggali ilmunya sendiri dan juga terbiasa melakukan “discovery”.
Ø Bukti Penerapan PAKEM di SD Kristen Laboratorium Satya Wacana Salatiga berdasarkan ciri-ciri PAKEM
1.   Menggunakan berbagai metode
Guru – guru di SD LAB menggunakan metode yang bervariasi di setiap kegiatan belajar-mengajar yang tentunya disesuaikan dengan grade dan kondisi siswa.
2. Menggunakan berbagai media
Sebagian besar guru di SD LAB sudah memanfaatkan media yang ada seperti buku perpustakaan dan laboratorium untuk melakukan percobaan.
3. Menggunakan berbagai alat bantu
Proses pembelajaran tidak monoton hanya dengan mendengarkan penjelasan dari guru, tetapi terlihat lebih hidup karena guru menggunakan alat bantu seperti alat peraga dan lain-lain.
4. Berisi berbagai kegiatan
Biasanya pada setiap KBM guru menggunakan beberapa metode sehingga tidak monoton dan menyenangkan bagi siswa
5. Menggunakan berbagai sumber
Dengan memanfaatkan perpustakaan yang ada, guru tidak hanya mengambil materi dari 1 sumber buku, tetapi 2 atau lebih sebagia pembanding.
6. Memperhatikan individu siswa
Guru selalu mengetahui perkembangan siswa dan melakukan kegiatan KBM dengan mempertimbangkan kondisi siswa. Beberapa kali terkadang guru harus mengulang materi yang sudah pernah diajarkan.
7. Membuat anak tidak takut
Hubungan yang baik antara guru dan siswa di SD LAB sangat baik. Kedekatan antara dua komponen penting dalam kegiatan ini sangat dijaga dengan baik. Namun, keduanya tetap memperhatikan norma dan batasan – batasan tertentu. Siswa tetap menghormati guru sebagai orangtua kedua mereka di sekolah.
8. Tidak menganggap siswa sebagai botol kosong
Guru sangat menghargai siswa dan selalu memancing siswa dengan pertanyaan – pertanyaan yang mengeksplorasi pengetahuan yang pernah siswa dapat sebelumnya sehingga siswa merasa percaya diri dan siap menerima pelajaran yang baru.
Ø Pelaksanaan PAKEM di SD Kristen Laboratorium Satya Wacana Salatiga
Kegiatan pembelajaran di SD Kristen Laboratorium Satya Wacana Salatiga merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya sifat imajinatif dan keingin tahuan tersebut. Suasana pembelajaran dimana guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud.           Selain itu, dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Menyenangkan, dan Efektif) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal. Namun disisi lain sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan oleh guru dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak diminta untuk bekerja berpasangan atau dalam kelompok. Guru memberikan permasalahan dan meminta anak untuk memecahkan masalah tersebut. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sering-sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika …”
Kegiatan pembelajaran akan semakin menyenangkan dan memotivasi siswa dengan ruang kelas yang menarik. Ini merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM. Di SD Kristen Laboratorium Satya Wacana Salatiga hasil pekerjaan siswa dipajang untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam pembelajaran karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Guru memberikan tugas untuk mencari materi yang akan diajarkan ,dan jika anak memiliki kesulitan/kesukaran dalam memahami materi yang akan diajarkan tersebut anak diminta untuk bertanya kepada guru.
Banyak bukti yang menunjukkan bahwa SD Kristen Laboratorium Satya Wacana sudah mulai menerapkan PAKEM. Memang tidak mudah untuk menerapkan PAKEM secara keseluruhan dan sempurna. Namun, ketika semua sudah dimulai, maka akan lebih mudah untuk mengembangkannya

BAB III
PENUTUP
A.     KESIMPULAN
Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama pembelajaran. Gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut.
1.      Guru menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang membuat siswa kaya akan informasi dan ilmu pengetahuan.
2.      Guru member kesempatan pada siswa mengembangkan keterampilan dalam melakukan percobaan, pengamatan, dan keterampilan dalam memecahkan masalah.
3.      Guru mengkaitkan materi pembelajaran dengan pengalaman siswa sehari-hari. Dengan begitu siswa dapat menceritakan pengalamannya itu dan menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari.
Dalam hal penilaian, guru memberikan tugas , memantau, dan memberikan umpan balik. Siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik karena didukung dengan suasana yang menyenangkan karena adanya interaksi yang baik antara siswa dengan guru tanpa ada rasa takut dan canggung namun masih menghormati.
B.     SARAN
Dalam rangka mewujudkan kemajuan dan keberhasilan pendidikan di Indonesia,  Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) tampil sebagai paradigma baru pengembangan pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan sekolah dan kebutuhan daerah masing-masing. Agar keberhasilan tersebut dapat benar-benar terwujud mulai sekarang harus diwujudkannya guru-guru yang profesional dibidangnya , memiliki integritas yang tinggi, menyiapkan peserta didik yang berkualitas, adanya relasi dan timbal balik antara guru, siswa, sekolah dan masyarakat. Jika semua itu benar-benar dilaksanakan maka keberhasilan pendidikan di kancah dunia bukan hanya mimpi belaka.


DAFTAR PUSTAKA
Abu-Duhou, I. 1999. Scholl-Based Management. United Nation Education Scientific and Cultural Organization, Paris: UNESCO.
http://schooldevelopment.net/resourcesi.html
Syaifuddin, Mohammad dkk. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas

Tidak ada komentar: